Polewali Mandar: Ada nabi baru di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Untuk menangkap "Nabi Khaidir" dan para pengikutnya yang dinilai telah menodai ajaran agama, aparat penegak hukum pemerintah bahkan harus mengerahkan Tim Gabungan dari TNI Polri yang dibantu Satpol PP, dan anggota masyarakat.
Aparat kemananan yang sangat lengkap, dan dari berbagai unsur ini bahkan masih sempat kewalahan saat akan menangkap Syamsuddin yang dilindungi para pengikutnya. Aksi penangkapan di desa Paku, kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulbar Jum'at (29/1) pun berlangsung dramatis.
Syamsuddin pimpinan aliran Setinja, yang dimata pengikutnya dianggap sebagai "Nabi Khaidir" mengadakan perlawanan gigih. Berbekal senjata parang dan badik ditangan, sang nabi berserta pengikutnya melawan saat akan ditangkap. Negosiasi antara petugas dan Syamsuddin pun berlangsung alot.
Petugas yang tidak ingin melukai pimpinan dan anggota kelompok aliran sesat ini, akhirnya berhasil membujuk Syamsuddin untuk meletakan senjatanya. Pada saat lengah "Nabi" yang mengenakan pakaian kebesaran pun berhasil diringkus. Dihadapan polisi dan anggota TNI yang menangkapnya Syamsuddin mengaku sebagai "Nabi Khaidir" yang sedang membimbing pengikutnya.
"Banyaknya bencana banjir, gempa bumi, dan tanah longsor yang menewaskan ratusan warga, akibat masyarakat tidak mau mengikuti ajaran saya," katanya. Salah satu ajaran aliran Setinja dengan Syamsuddin sebagai nabinya adalah tidak mewajibkan pengikutnya untuk salat lima waktu, meski mengaku Islam.
Menurut Kapolres Polewali Mandar, AKBP I Gusti Ngurarai, penangkapan Syamsuddin dan pengikutnya karena telah meresahkan masyarakat. Dinas Departemen Agama, MUI dan Kejaksaan akan segera menggelar sidang untuk memastikan apakah ajaran ini benar-benar sesat.(AYB)
Ada nabi baru di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Untuk menangkap "Nabi Khaidir" dan para pengikutnya yang dinilai telah menodai ajaran agama, aparat penegak hukum pemerintah bahkan harus mengerahkan yang Tim Gabungan dari TNI Polri yang dibantu Satpol PP, dan anggota masyarakat
Aparat kemananan yang sangat lengkap, dan dari berbagai unsur ini bahkan masih sempat kewalahan saat akan menangkap Syamsuddin yang dilindungi para pengikutnya. Aksi penangkapan di desa Paku, kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulbar Jum'at (29/1) pun berlangsung dramatis.
Syamsuddin pimpinan aliran Setinja, yang dimata pengikutnya dianggap sebagai "Nabi Khaidir" mengadakan perlawanan gigih. Berbekal senjata parang dan badik ditangan, sang nabi berserta pengikutnya melawan saat akan ditangkap. Negosiasi antara petugas dan Syamsuddin pun berlangsung alot.
Petugas yang tidak ingin melukai pimpinan dan anggota kelompok aliran sesat ini, akhirnya berhasil membujuk Syamsuddin untuk meletakan senjatanya. Pada saat lengah "Nabi" yang mengenakan pakaian kebesaran pun berhasil diringkus. Dihadapan polisi dan anggota TNI yang menangkapnya Syamsuddin mengaku sebagai "Nabi Khaidir" yang sedang membimbing pengikutnya.
"Banyaknya bencana banjir, gempa bumi, dan tanah longsor yang menewaskan ratusan warga, akibat masyarakat tidak mau mengikuti ajaran saya," katanya. Salah satu ajaran aliran Setinja dengan Syamsuddin sebagai nabinya adalah tidak mewajibkan pengikutnya untuk salat lima waktu, meski mengaku Islam.
Menurut Kapolres Polewali Mandar, AKBP I Gusti Ngurarai, penangkapan Syamsuddin dan pengikutnya karena telah meresahkan masyarakat. Dinas Departemen Agama, MUI dan Kejaksaan akan segera menggelar sidang untuk memastikan apakah ajaran ini benar-benar sesat.(AYB)
sumber :http://berita.liputan6.com/sosbud/201001/261329/quotNabi.Khaidirquot.Pemimpin.Aliran.Sesat.Ditangkap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Informasi Pilihan Identitas:
Google/Blogger : Khusus yang punya Account Blogger.
Lainnya : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonim : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda (tidak disarankan).