Rabu, 21 Januari 2009

PEMIMPIN

Kata Pemimpin!

Pemimpin pendidikan!

Pemimpin politik, pemimpin bisnis, pemimpin kepanduan,

Pemimpin masyarakat, pemimpin perburuan.

Semua mereka memimpin, bukan mengatur atau memerintah

Anda dapat menuntun kuda Anda menuju mata air,

Tetapi Anda tidak dapat mengatur dia supaya minum.

Jika anda ingin mengatur orang lain, Anda harus

lebih dahulu mengendalikan diri sendiri.

Lakukanlah itu baik-baik maka Anda tidak lagi akan

memerintah, melainkan mulai memimpin!

Pemimpin, orang tua tampak murung karena kehilangan dia. Tetapi para petugas pemerintah, negara, daerah, penegak hukum dan lain-lain berusaha memilikinya. Orang-orang yang tergolong arif menuntut adanya kepemimpinan yang baik.

Tentang siapakah pemimpin, apa yang menentukan kepemimpinan, dan bagaimana seseorang dapat berhasil menjadi pemimpin, telah menjadi pertanyaan sejak zaman dahulu kala. Pemecahan masalah semacam ini bukan suatu hal yang gampang. Sebagai contoh dapat dikemukakan mengenai orang-orang Sparta. Pada zaman dahulu, kepemimpinan dipegang oleh orang-orang yang kuat fisiknya, dan gagah berani dalam perang. Memang pada zaman itu, rakyat amat menghormati orang yang memiliki kekuatan fisik yang luar biasa. Merekalah yang tampil kepanggung percaturan kepemimpinan kala itu. Tetapi lain lagi di zaman bangsa Athena. Pemimpin dipilih, dan mereka berasal dari kalangan tertentu, yang cakap dan pandai berlogika, fasih bicara dan berpidato.

Pemimpin adalah fenomena yang bersifat universal. Dalam setiap zaman, dan di berbagai sektor peradaban manusia, kepemimpinan merupakan bagian kegiatan yang amat penting. Memang sejak zaman dahulu (puyang kite, zaman kerajaan Ulak lebar dengan rajanya raja Biku), kepemimpinan mendapat tempat penting, dan sering merupakan pokok pengamatan, namun paling kurang dimengerti manusia.

Sekarang kembali kepada pertanyaan, apakah kepemimpinan itu? Selama bertahun-tahun, pengertian dan cara menjalankan kepemimpinan mengalami perubahan, berganti dari satu masa ke masa lainnya. Padahal, kompetensi kepemimpinan konsisten dari satu masa ke masa lainnya. Hanya manusia dalam menerapkannya berubah-ubah selalu.

Sebentar lagi Negara Republik Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi untuk memilih Presiden dan wakil presiden periode 2009-2014. Sekarang tinggal giliran rakyat Indonesia untuk melihat dan menentukan calon-calon Presiden dan wakil Presiden, agar nantinya dapat memilih pemimpin yang betul-betul dapat mengarahkan pembangunan yang berpihak kepada rakyat kecil terlepas siapapun yang memimpin. Kesalahan sehari dalam menentukan pilihan akan membuat rakyat Indonesia sengsara selama lima tahun, untuk itu rakyat indonesia jangan mudah tergiur dengan janji-janji manis atau suara kita ditukar dengan beberapa lembar uang

DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI

Pada saat penulis ikut pelatihan Training Leadership di Riau, salah satu pengisi materi mengatakan “bahwa di depan mata kita sekarang ada jalan raya gelombang-gelombang elektronik dan informasi yang sangat banyak, hanya tidak bisa kita lihat karena di alam maya, itulah dunia teknologi informasi yang tidak bisa kita pungkiri lagi”.

Teknologi informasi telah menimbulkan Cultural shock yang mempengaruhi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini tereflesikan dalam perubahan gaya hidup (life style), fashion, mode, pandangan hidup yang materialistis, orientasi dan kecenderungan yang terus berubah seiring dengan arus informasi yang sedang tren.

Perkembangan teknologi informasi telah membuat dampak bagi kehidupan masyarakat Indonesia khususnya di Kabupaten Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau. Adapun dampak tersebut yaitu:

1. Dampak Positif

Teknologi dan informasi telah benar-benar menjadi gerbong utama globalisasi di berbagai aspek. Kemajuan teknologi komputer dan internet dapat dijadikan parameter kemajuan teknologi dewasa ini. Memang dengan teknologi informasi telah menciptakan produk-produk baru yang mempermudah dan mempercepat hubungan antar manusia. Bahkan pembangunan tower-tower HP telah ada setiap kecamatan-kecamatan di Kabupaten Musi Rawas dan disetiap sudut kota Lubuklinggau sehinga komunikasi dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan akurat.

Aplikasi penggunaan teknologi informasi telah dimanfaatkan berbagai bidang kehidupan seperti dunia pemerintahan, perbankan, bisnis, administrasi, pendidikan, dan dunia entertaiment (hiburan).

Di dunia pendidikan, teknologi informasi telah dimanfaatkan untuk proses pembelajaran jarak jauh, peningkatan motivasi belajar, penulusuran informasi, komputerisasi administrasi dan lain-lain. Di bidang jurnalistik, teknologi informasi telah dimanfaatkan untuk mengakses berita terbaru dari luar negeri dan penerimaan berita dari dan ke luar negeri. Semua dapat dilakukan dalam waktu singkat dan akurat. Begitu pula dalam bidang lainnya. Teknologi informasi telah memberikan sentuhan-sentuhan baru yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

2. Dampak Negatif

Di samping dampak positif di atas yang menjanjikan kemudahan-kemudahan, teknologi juga memberikan dampak negatif yang luar biasa bagi kehidupan. Adanya kemajuan teknologi informasi memunculkan terjadinya pergeseran-pergeseran nilai masyarakat kita. Lihatlah fashion-fashion, mode busana yang kini tren di kalangan remaja kita, hampir mengikuti mode-mode fashion yang disiarkan secara bebas melalui media elektronik. Demikian pula materi hiburan globalisasi. Arena apa yang ditayangkan secara bebas dikukuh menjadi nilai-nilai yang baik, trend, dan modern. Terutama oleh anak-anak dan remaja. Maka secara tidak langsung terjadilah pada anak-anak dan remaja kita pembentukan perilaku tidak baik, seperti: budaya kekerasan, balas dendam, cengeng, sadistis, individualis dan permisif jauh dari nilai-nilai relegius. Hal ini jelas akan berdampak pada menurunnya semangat dan hasil belajar, yang pada akhirnya mempengaruhi kondisi psikologis anak-anak seperti cepat cemas, tidak percaya diri, stress, motivasi belajar menurun, dll.

Rendahnya moralitas remaja dewasa ini barang kali dapat dijadikan acuan dasar, betapa teknologi informasi telah banyak berperan. Kemorosotan moral remaja dan bahkan orang tua karena pengaruh gambar-gambar porno yang tersebar luas di masyarakat kita baik melalui VCD, DVD, majalah, handphone maupun situs-situs di internet, telah mengubah norma dan etika yang selama ini diyakini masyarakat menjadi budaya hidup permisif, free sex, pergaulan bebas, dll. Akibat pengaruh sumber-sumber pornografi itu banyak orang dewasa terjebak dalam pergaulan bebas, dan penyimpangan seksual lainnya,. Bahkan tidak jarang terjadi perkosaan, tindak pencabulan, dll. Fenomena ini benar-benar meresahkan kita semua. Apa yang akan diharapkan dari generasi harapan bangsa dan agama yang setiap harinya mengkonsumsi media pornografi, obat-obatan, serta pemenuhan nafsu syahwat belaka?.

Teknologi informasi merupakan sunnatullah dan tuntutan masa depan, yang tidak mungkin dapat ditolak kehadirannya, oleh karena itu diperlukan pilihan-pilihan yang cerdas dan tepat agar dapat memperdayakan dan memanfaatkan teknologi tersebut.

Akhirnya semua terpulang kepada kita semuanya dalam menyikapi tantangan teknologi informasi. Apakah kita mampu memanfaatkan teknologi informasi atau kita hanya akan menjadi sampah dan korban-korban dari teknologi informasi yang sarat dengan muatan-muatan kehidupan jahiliyah. Marilah kita selamatkan anak-anak dan keluarga kita dengan menerapkan nilai-nilai agama, tanpa itu, kita barangkali cepat atau lambat akan larut dalam arus peradaban global jahiliyah yang amat………?

Selasa, 20 Januari 2009

Hidayat Nur Wahid Minta Fatwa Haram Buat Golput



Sebuah usul telah dilambungkan. Adalah Hidayat Nur Wahid yang jadi pelakonnya. Ketua MPR ini meminta MUI mengeluarkan fatwa haram terhadap Golput.

Secara positif, ini barangkali cara Hidayat untuk mengatasi tren golput yang terus meningkat dalam berbagai pilkada. Kekhawatiran terhadap melesatnya golput pastinya bukanlah kerisauan Hidayat saja. Beberapa waktu silam, Megawati juga pernah menyatakan orang yang golput tak pantas jadi warga negara Indonesia.

Seperti halnya Megawati, kali ini pun Hidayat menuai kecaman. Aktivis politik Fadjroer Rahman menilai usulan itu sebagai petanda kemiripan ideologis PKS dengan Soeharto. Presiden RI ke 2, kata Fadjroer, kala itu khawatir dengan munculnya pembangkangan terhadap rezimnya, dengan jalan memboikot pemilu. Agar pembangkangan itu tak berkembang di kalangan umat Islam, Soeharto memerintahkan Ketua MUI KH Hasan Basri menerbitkan fatwa haram bagi golput.

Gus Dur yang sudah berkali-kali melontarkan ajakan golput pada pemilu 2009 juga memberi komentar pedas, terutama sekali kepada MUI. "Biar saja, lha wong MUI-nya saja tidak didengar masyarakat saja, kok masih ngotot. Lebih baik nggak usah ngeluarin fatwa. Fat wa haram atau tidak, nggak akan dipakai orang," ujarnya di sebuah acara.

Terkait fatwa MUI, Anas Urbaningrum (Partai Demokrat) menganggap urusan pengharaman golput tidak tepat. "Tidak diperlukan fatwa haram terhadap golput. Memilih adalah hak, bukan kewajiban. Karena itu, golput bukan perkara haram. Tidak memilih adalah hak, meskipun tidak baik bagi demokrasi," katanya.

Kalau menurut Anda ?